Oleh: Retno Gandaresmi Fitroh, S.Pd
Mengajar Bahasa Indonesia di SMPN 2 Cikalongwetan
Watak ialah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki. Selain itu juga dapat diartikan struktur batin manusia yang tampak dalam tindakan tertentu. Tindakan tersebut bisa berupa baik atau buruk, perilaku benar atau tidak benar, dan perilaku bermoral atau tidak bermoral. Sedangkan karakter adalah kekuatan mental, kualitas, moral atau budi pekerti yang merupakan kepribadian yang menjadi pembeda setiap individu.
Watak siswa terbentuk dipengaruhi oleh beberapa hal. Salah satunya lingkungan sekolah, lingkungan rumah, dan lingkungan pergaulan. Pengaruh dari pergaulan sangat berdampak bagi siswa. Pergaulan sosial media yang sekarang digandrungi oleh siswa semakin mudah membentuk watak dan karakter. Namun terkadang watak dan karakter yang kurang baik yang ditiru oleh siswa. Dalam pergaulan salah satunya di sekolah siswa pasti mendapatkan masalah yang cukup serius dalam perwatakan dan karakter. Hal itu menjadi sebuah masalah juga kepada gurunya, bagaimana guru menjadikan siswanya berwatak yang baik, benar dan bermoral.
Salah satu tugas guru merubah watak dan karakter kurang baik dari siswa menjadi lebih baik. Cara seorang guru untuk membimbing seorang siswa agar memiliki watak yang baik melalui substansi pelajaran bahasa sunda di daerah adalah dengan mengenalkan siswa-siswanya dengan peribahasa yang mengandung makna baik.
Peribahasa dapat dikategorikan sebuah teks sastra lama, karena peribahasa tidak ada pengarangnya, milik bersama sehingga kita bisa mewariskannya kepada siapapun, menurut pada logika sendiri, dan berfungsi yang sentralnya adalah manusia. Peribahasa adalah satu kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan mengandung pengertian tertentu dan hanya memiliki satu makna tidak lebih. Peribahasa sunda terkenal dengan pepatah kehidupan terutama yang ditujukan kepada anak cucu dari nenek moyangnya.
Ada beberapa contoh peribahasa sunda yang bisa memengaruhi sikap siswa diantaranya adalah Indung tungkul rahayu, bapa tangkal darajat (Orangtua harus dihormati), Nete taraje nincak hambalan (hati-hati dalam bersikap), Cunduk waktu nu rahayu, Niggang mangsa nu sampurna, niti wanci nu mustari (Tepat pada waktunya), Adat ka kurung ku iga (seseorang yang susah berubah), Tina peurih jadi peurah (Kerja keras akan menghasilkan yang terbaik). Masih banyak peribahasa sunda yang mampu memengaruhi watak siswa secara tidak disadari oleh siswanya.
Selain digunakan sebagai bahan pengantar pembelajaran, dengan memperkenalkan siswa dengan peribahasa akan berdampak juga pada pelestarian peribahasa sunda yang hampir tidak diketahui oleh anak jaman sekarang. selain peribahasa , bahasa sundanya pun akan terlestarikan dan tidak akan punah. Karena melihat anak muda sekarang malu untuk menggunakan bahasa daerahnya sendiri, Jadi sebaiknya sedini mungkin bahasa daerah terus diajarkan kepada siswa. Peribahasa adalah salah satu budaya yang harus terus dilestarikan sebagai salah satu warisan dari nenek moyang kita.
Peribahasa tersebut tidak serta merta hanya sebuah peribahasa biasa saja, dalam pengajaran di sekolah guru dapat menggunakannya sebagai pengajaran yang tidak tercantum dalam silabus. Walaupun tidak terdapat dalam silabus, namun pengajaran ini penting bagi perkembangan siswa.
Tujuan pembelajaran diselipi peribahasa adalah, agar siswa lebih mudah memahami dan lebih tertarik juga tidak merasa selalu digurui. Jika guru melakukannya dengan tidak seperti menggurui, maka siswa akan merasa lebih nyaman dan siswa tidak sadar bahwa apa yang telah mereka dapat adalah sebuah pengajaran juga.
Peribahasa juga mampu membuat siswa aktif dan kreatif, siswa dapat termotivasi untuk memahami lebih jauh dan mencari lebih banyak peribahasa. Selain itu siswa juga akan mengerti maksud dan tujuan peribahasa itu. Setelah memahami maksud dari peribahasa itu, siswa dapat berperilaku lebih baik dan mencerminkan orang yang terpelajar.
Sebuah pembelajaran itu bisa berupa pengajaran yang diluar konteks tapi tetap bersifat pengajaran yang baik. Salah satu upaya guru untuk mendidik siswanya mempunyai watak yang baik adalah dengan memperkenalkan peribahasa yang bermakna baik terhadap perkembangan watak siswa. Peribahasa dapat menjadi jalan keluar bagi guru untuk mendidik siswanya tanpa ada marah dan kekerasan terhadap siswa, karena peribahasa juga ada berbagai macam, dan bisa disesuaikan pemakaiannya. Karena jika pemakaiannya tidak cocok dengan keadaan, maka akan terjadi penyimpangan. dan yang ditakutkan adalah siswa salah mengartikan sebuah peribahasa.
Watak dan karakter siswa akan berubah lebih baik dengan seiringnya waktu dan bagaimana kita sebagai guru membimbing dan memberi contoh baik dalam keseharian. Apa yang siswa lihat, dengar, dan rasakan akan berdampak pada pertumbuhan watak dan karakter mereka. Peribahasa menjadi salah satu pembelajaran yang mengasyikkan untuk menumbuhkan watak dan karakter pada siswa.
Peribahasa sunda dikenal siswa dan terus lestari dengan digunakannya sebagai bahan pembelajaran dan penyampaian Pendidikan karakter. Watak dan karakter siswa berubah lebih baik dengan mengenalkan peribahasa sunda.
0 Komentar