Penulis: Dadan Saepudin,S.Pd.,M.Pd.
Labu siam merupakan sejenis sayuran yang batangnya tumbuh merambat. Ia tak akan berbuah terlebih dahulu sebelum memaksimalkan pertumbuhannya. Labu siam, termasuk jenis sayuran yang digemari oleh masyarakat. karena labu siam termasuk jenis sayuran yang banyak ditanam.
Namun, dibalik itu, ada pelajaran yang penulis petik dari labu siam tersebut dan tentunya berharga bagi kita.
Dulu, saat waktu kuliah, saya pernah mengikuti pelatihan sebagai presenter. Dalam hati pernah terusik sebuah kalimat untuk apa belajar menjadi presenter? Apalagi saat itu, ada perasaan bahwa saya tidak bisa bicara di depan umum.
Namun, pengalaman pelatihan presenter/MC, ketika kuliah ternyata berguna beberapa tahun setelah lulus kuliah. Ilmu tentang teknik menjadi presenter tak simsalabim digunakan. Namun, ia bermanfaat setelah lama lulus dari bangku kuliah.
Itulah barangkali pelajaran dari labu siam, yang terus merambat dan buahnya hadir ketika lamu siam sudah merambat dengan baik.
Pelajaran penting dari labu siam ini, adalah bagaimana kita meraih sesuatu jangan berpikir hal itu akan dicapai secara instan. Namun, ada sebuah proses yang harus dilalu yang tentunya membutuhkan sebuah pengorbanan yang luar biasa, dari segi waktu, pikiran, dan tenaga dalam mencapai sebuah kesuksesan.
Sebuah contoh misalnya, seorang pelajar dalam menuntut ilmu tentu harus dibarengi dengan niat yang tulus dan semangat yang kuat untuk meraih ilmu tersebut. Berlelah-lelah dalam menuntut ilmu adalah sebuah perjuangan yang akan menemani seorang pelajar. Imam Syafi'i pernah berpesan: “Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan.”
Para ulama/cendikiawan dengan tekun belajar, menyebarkan ilmu, dan menulis, walau rasa lelah menemani mereka. Mereka dengan tekun menulis walau harus mengurangi jatah tidurnya dan mengurangi jatah makannya. Hal itu, menjadi pembelajaran dan kita jadikan teladan dalam menuntut ilmu.
Atas dasar itu, kita perlu belajar dari semangatnya labu siam yang terus merambat lalu kemudian berbuah. Mari kita siapkan mental untuk terus berproses. Hiraukan kata-kata yang akan membuat kita pesimis, namun lakukanlah kata-kata yang akan membuat kita optimis diiringi dengan do’a, berusaha dan berserah diri kepada Sang Maha Kuasa.
Penulis, Ketum PD PGMNI Kab. Bandung Barat.
0 Komentar