Advertisement

Responsive Advertisement

Antara Keinginan Hati dan Kehendak Ilahi

Kehidupan manusia bagaikan sebuah peta yang terbentang luas. Kita, sebagai petualang, diberikan kebebasan untuk memilih jalan. Namun, seringkali kita terlalu fokus pada jalur yang kita rencanakan, sehingga lupa bahwa Sang Pembuat Peta telah merancang perjalanan yang jauh lebih indah. Kehendak-Nya, bagaikan kompas yang tak pernah salah, akan menuntun kita pada tujuan akhir yang sebenarnya.


Keinginan kita adalah seperti kompas yang memandu langkah kita. Keinginan inilah yang mendorong kita untuk berjuang, berkreasi, dan terus berkembang. Namun, terkadang keinginan kita bisa menjadi semacam belenggu jika kita terlalu terpaku padanya. Kekecewaan dan kesedihan bisa muncul ketika apa yang kita inginkan tidak tercapai.


Keinginan Allah. Kebaikan yang Sempurna dalam kasih-Nya yang tak terbatas, memiliki rencana yang sempurna untuk setiap hidup kita. Rencana-Nya jauh melampaui apa yang bisa kita bayangkan. Mungkin ada kalanya kita merasa keinginan kita bertentangan dengan kehendak Allah. Namun, kita perlu percaya bahwa Allah selalu tahu apa yang terbaik untuk kita. 


Serahkan segala keinginan kita kepada Allah. Mintalah petunjuk dan bimbingan-Nya dalam setiap langkah yang kita ambil. Jika apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan kehendak Allah, belajarlah untuk menerimanya dengan ikhlas. Percayalah, ada hikmah di balik setiap peristiwa. Jangan terlalu terpaku pada hasil akhir. Nikmati setiap proses yang kita lalui.

Dengan menyerahkan diri kepada Allah dan menjalani hidup dengan ikhlas, hati kita akan menjadi lapang untuk berbagi dan membantu sesama. Membantu orang lain, tidak hanya memberikan manfaat bagi mereka, tetapi juga akan membuat kita merasa lebih bahagia dan menemukan makna hidup yang lebih dalam.


Keinginan kita adalah anugerah yang indah, namun kita perlu menempatkannya pada perspektif yang benar. Keinginan Allah adalah yang utama dan selalu lebih baik daripada keinginan kita. Dengan berserah pada kehendak-Nya, kita akan menemukan kedamaian dan kebahagiaan sejati.


"Dan barangsiapa berserah diri kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul (tali) yang kokoh. Hanya kepada Allah kesudahan segala urusan”.(QS. Luqman: 22). Ayat ini mengajarkan kita tentang pentingnya tawakal kepada Allah. Setelah kita berusaha semaksimal mungkin, serahkanlah segala urusan kepada Allah. Yakinlah bahwa Allah memiliki rencana terbaik untuk kita. Dengan menyerahkan segala urusan kepada Allah, hati kita akan merasa tenang dan damai. Kita tidak perlu lagi memikirkan segala kemungkinan buruk yang akan terjadi. Kita cukup berikhtiar dan berdoa, lalu pasrahkan hasilnya kepada-Nya. Wallahu A'lam Bishawab.


DR.H. Rusdan, MM.Pd. (Penulisb Buku Motivasi Pendidikan & Kesuksesan)



Posting Komentar

0 Komentar