Advertisement

Responsive Advertisement

Di Atas Tanah, Menuju Kebawah tanah

"Dunia ditangan, dihati jangan." Kalimat ini sering kita dengar, namun maknanya begitu dalam. Ia mengingatkan kita akan fana dan rapuhnya kehidupan dunia. Kita bagaikan pengembara yang singgah sebentar di bumi, menikmati keindahan alam dan kasih sayang sesama. Namun, perjalanan kita pasti akan berakhir.


 Setiap detik yang berlalu adalah kesempatan yang tak akan kembali. Waktu terus berjalan, tak pernah berhenti. Kita sering kali terlena dengan kesibukan duniawi hingga lupa akan tujuan hidup yang sebenarnya.


Kematian sebagai Kenyataan kepastian bagi setiap makhluk hidup. Tidak ada yang bisa menghindarinya. Kesadaran akan kematian akan mendorong kita untuk lebih menghargai hidup dan melakukan amal kebaikan.


Pentingnya Amal Sholeh bekal kita di akhirat. Setiap kebaikan yang kita lakukan, sekecil apapun, akan menjadi timbangan kebaikan di sisi Allah. Sebaliknya, setiap keburukan yang kita perbuat akan menjadi penyesalan di kemudian hari.


Mencari Kebahagiaan yang Hakiki, Kebahagiaan duniawi bersifat sementara. Kebahagiaan yang hakiki adalah ketenangan hati yang berasal dari ketaatan kepada Allah dan kebajikan terhadap sesama.


Hikmah di Balik Cobaan, Setiap cobaan yang datang adalah ujian dari Allah. Melalui cobaan, kita dapat belajar bersabar, tawakal, dan semakin dekat dengan-Nya.


Hidup di dunia ini bagaikan sebuah perjalanan. Tujuan akhir kita adalah kembali kepada Sang Pencipta. Mari kita isi perjalanan hidup kita dengan kebaikan dan amal saleh. Dengan begitu, kita akan hidup tenang di dunia dan bahagia di akhirat.


Mari kita jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk berbenah diri dan menjadi pribadi yang lebih baik. Ingatlah, waktu terus berjalan, kematian semakin dekat. Jangan sia-siakan hidup ini dengan hal-hal yang sia-sia.

Sekarang di Atas Tanah, Menuju Kebawah tanah, Sadarlah!,Didunia ini kita hanya mampir sebentar saja.


Renungan: Dr. H.Rusdan, MM.Pd. 

Posting Komentar

0 Komentar